Sabtu, 08 Desember 2012

TUGAS ULUMUL QUR'AN


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
“Al-Qur’an memberikan kemungkian arti yang tak terbatas. Ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi baru; tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal”
(Muhammad Arkoun)
Betapa indah gambaran Muhammad Arkoun dalam menjelaskan Al-Qur’an. Sepanjang zaman Al-Qur’an akan selalu mengalami perkembangan penafsiran (interpretasi baru) sesuai background sang penafsir. Pendapat  Muhammad Arkoun di atas, dapat kita buktikan dalam salah satu kajian Ulumul Qur’an, yaitu tentang Muhkam dan Mutasyabih. Sebuah kajian yang sering menimbulkan kontroversial sepanjang sejarah penafsiran Al-Qur’an, karena perbedaan ’interpretasi’ antara ulama mengenai hakikat Muhkam dan Mutasyabih.
Dalam Al-Qur’an, memang disebutkan kata-kata Muhkam  dan Mutasyabih. Pertama, lafal Muhkam , terdapat dalam Q.S. Hud [11]: 1
كِتبٌ اُحْكِمَتْ ايتُـه....
Sebuah Kitab yang disempurnakan (dijelaskan) ayat-ayatnya....

Kedua, lafal Mutasyabih  terdapat dalam Q.S. Zumar [39]: 23
...كِتَابًا مُتَشَـابِهًا مَّـثَانِيْ....
....(yaitu) Al-Qur’an yang serupa (Mutasyabih) lagi berulang-ulang....
Ketiga, lafal Muhkam  dan Mutasyabih sama-sama disebutkan dalam Al-Qur’an. Hal ini terdapat pada Q.S. Ali Imran [3]: 7:
هُوَ الَّذِيْ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتبَ مِنْهُ ايتٌ مُحْكَمتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتبِ و اُخَرُ مُتَشبِهتٌ فَاَمَّا الَّذِيْنَ
فِى قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشبَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَـةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيْلِـه وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَه اِلاَّ الله ُ وَالرَّاسِخُوْنَ فىِ الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ امَنَّا بِه كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا
Dialah yang telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu, diantaranya ada ayat-ayat Muhkamat yang merupakan induk dan lainnya Mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang Mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari ta’wilnya padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang yang mendalam ilmunya berkata,”Kami beriman kepada ayat-ayat yang Mutasyabihat semuanya itu dari sisi Tuhan kami”...
Berdasarkan tiga ayat tersebut, Ibn Habib al-Naisaburi menceritakan adanya tiga pendapat tentang masalah ini. Pertama berpendapat bahwa Al-Qur’an seluruhnya Muhkam  berdasarkan ayat pertama. Kedua  berpendapat bahwa Al-Qur’an seluruhnya Mutasyabih berdasarkan ayat kedua. Ketiga berpendapat bahwa sebagian ayat Al-Qur’an Muhkam  dan lainnya Mutasyabih berdasarkan ayat ketiga. Inilah pendapat yang sahih. Ayat pertama, dimaksudkan dengan Muhkam-nya Al-Qur’an adalah kesempurnaan dan tidak adanya pertentangan antara ayat-ayatnya. Maksud Mutasyabih dalam ayat kedua adalah menjelaskan segi kesamaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam kebenaran, kebaikan dan kemukjizatannya.
Dalam makalah ini, akan dibahas pendapat-pendapat para ulama ahli tafsir mengenai hakikat ayat Muhkam  dan Mutasyabih dalam Al-Qur’an.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka, kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian  Muhkam dan Mutasyabih?
2.      Bagaimana Kriteria  Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih?
3.      Apa Sebab-sebab Terjadinya Tasyabuh dalam Al-Qur’an
4.      Macam-macam Ayat Mutasyabih
5.      Bagaimana Pandangan dan Sikap Ulama’ dalam Menghadapi Ayat Mutasyabih
6.      Bagaimana Metode Memahami Ayat – Ayat Mutasyabih
7.      Apa Hikmah Diturunkannya Ayat Muhkam dan Mutasyabih
3.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Apa Pengertian  Muhkam dan Mutasyabih
2.      Untuk Mengetahui Bagaimana Kriteria  Ayat-Ayat Muhkam dan Mutasyabih
3.      Untuk Mengetahui Apa Sebab-Sebab Terjadinya Tasyabuh Dalam Al-Qur’an.
4.      Untuk Mengetahui Macam-Macam Ayat Mutasyabih
5.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pandangan dan Sikap Ulama’ Dalam Menghadapi Ayat Mutasyabih
6.      Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Memahami Ayat– Ayat Mutasyabih
7.      Untuk Mengetahui Apa Hikmah Diturunkannya Ayat Muhkam dan Mutasyabih

 BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
“Al-Qur’an memberikan kemungkian arti yang tak terbatas. Ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi baru; tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal”
(Muhammad Arkoun)
Betapa indah gambaran Muhammad Arkoun dalam menjelaskan Al-Qur’an. Sepanjang zaman Al-Qur’an akan selalu mengalami perkembangan penafsiran (interpretasi baru) sesuai background sang penafsir. Pendapat  Muhammad Arkoun di atas, dapat kita buktikan dalam salah satu kajian Ulumul Qur’an, yaitu tentang Muhkam dan Mutasyabih. Sebuah kajian yang sering menimbulkan kontroversial sepanjang sejarah penafsiran Al-Qur’an, karena perbedaan ’interpretasi’ antara ulama mengenai hakikat Muhkam dan Mutasyabih.
Dalam Al-Qur’an, memang disebutkan kata-kata Muhkam  dan Mutasyabih. Pertama, lafal Muhkam , terdapat dalam Q.S. Hud [11]: 1
كِتبٌ اُحْكِمَتْ ايتُـه....
Sebuah Kitab yang disempurnakan (dijelaskan) ayat-ayatnya....

Kedua, lafal Mutasyabih  terdapat dalam Q.S. Zumar [39]: 23
...كِتَابًا مُتَشَـابِهًا مَّـثَانِيْ....
....(yaitu) Al-Qur’an yang serupa (Mutasyabih) lagi berulang-ulang....
Ketiga, lafal Muhkam  dan Mutasyabih sama-sama disebutkan dalam Al-Qur’an. Hal ini terdapat pada Q.S. Ali Imran [3]: 7:
هُوَ الَّذِيْ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتبَ مِنْهُ ايتٌ مُحْكَمتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتبِ و اُخَرُ مُتَشبِهتٌ فَاَمَّا الَّذِيْنَ
فِى قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشبَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَـةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيْلِـه وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَه اِلاَّ الله ُ وَالرَّاسِخُوْنَ فىِ الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ امَنَّا بِه كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا
Dialah yang telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu, diantaranya ada ayat-ayat Muhkamat yang merupakan induk dan lainnya Mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang Mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari ta’wilnya padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang yang mendalam ilmunya berkata,”Kami beriman kepada ayat-ayat yang Mutasyabihat semuanya itu dari sisi Tuhan kami”...
Berdasarkan tiga ayat tersebut, Ibn Habib al-Naisaburi menceritakan adanya tiga pendapat tentang masalah ini. Pertama berpendapat bahwa Al-Qur’an seluruhnya Muhkam  berdasarkan ayat pertama. Kedua  berpendapat bahwa Al-Qur’an seluruhnya Mutasyabih berdasarkan ayat kedua. Ketiga berpendapat bahwa sebagian ayat Al-Qur’an Muhkam  dan lainnya Mutasyabih berdasarkan ayat ketiga. Inilah pendapat yang sahih. Ayat pertama, dimaksudkan dengan Muhkam-nya Al-Qur’an adalah kesempurnaan dan tidak adanya pertentangan antara ayat-ayatnya. Maksud Mutasyabih dalam ayat kedua adalah menjelaskan segi kesamaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam kebenaran, kebaikan dan kemukjizatannya.
Dalam makalah ini, akan dibahas pendapat-pendapat para ulama ahli tafsir mengenai hakikat ayat Muhkam  dan Mutasyabih dalam Al-Qur’an.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka, kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian  Muhkam dan Mutasyabih?
2.      Bagaimana Kriteria  Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih?
3.      Apa Sebab-sebab Terjadinya Tasyabuh dalam Al-Qur’an
4.      Macam-macam Ayat Mutasyabih
5.      Bagaimana Pandangan dan Sikap Ulama’ dalam Menghadapi Ayat Mutasyabih
6.      Bagaimana Metode Memahami Ayat – Ayat Mutasyabih
7.      Apa Hikmah Diturunkannya Ayat Muhkam dan Mutasyabih
3.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Apa Pengertian  Muhkam dan Mutasyabih
2.      Untuk Mengetahui Bagaimana Kriteria  Ayat-Ayat Muhkam dan Mutasyabih
3.      Untuk Mengetahui Apa Sebab-Sebab Terjadinya Tasyabuh Dalam Al-Qur’an.
4.      Untuk Mengetahui Macam-Macam Ayat Mutasyabih
5.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pandangan dan Sikap Ulama’ Dalam Menghadapi Ayat Mutasyabih
6.      Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Memahami Ayat– Ayat Mutasyabih
7.      Untuk Mengetahui Apa Hikmah Diturunkannya Ayat Muhkam dan Mutasyabih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar