Rabu, 26 Desember 2012

Khalid bin Walid (592-642 M) yang dikenal sebagai Saifullah al-Maslul (Pedang Allah), adalah seorang sahabat Nabi Muhammad. Khalid dikenal cerdas dalam seni perang dan salah satu komandan militer paling sukses dalam sejarah. Ia mampu memadukan taktik militer yang akan dipakai dengan kekuatan tempur militernya saat memimpin pasukan Nabi Muhammad dan pasukan dua kekhalifahan awal Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar dan Umar. Di bawah kepemimpinan militernyalah, orang-orang arab untuk pertama kalinya dalam sejarah, dipersatukan di bawah entitas politik tunggal, Khilafah.
Khalid adalah salah satu dari beberapa jenderal militer dalam sejarah yang tak terkalahkan dalam pertempuran seumur hidup mereka. Tercatat, Khalid tidak terkalahkan lebih dari seratus pertempuran, melawan pasukan yang jauh lebih unggul dari segi jumlah seperti saat melawan pasukan Kekaisaran Bizantium-Romawi, Kekaisaran Sassania-Persia, dan sekutu-sekutu mereka, di samping suku-suku Arab lain.
Sedangkan prestasi strategisnya meliputi penaklukan Arab, Persia, Mesopotamia dan Romawi Suriah dalam rentang tahun 632-636. Ia juga dikenang karena kemenangan yang menentukan di Yamamah, Ullais, Firaz, dan taktik yang mengagumkan pada pertempuran Walaja dan Yarmuk.
Khalid bin Walid memainkan peran penting dalam kemenangan kafir Mekah pada Pertempuran di Uhud. Pada pertempuran Uhud, Khalid melakukan gerakan manuver mengapit pasukan Muslimin berhasil memenangkan pasukan kafir Qurais yang berada dijurang kehancuran. Dalam perang ini pula, gigi Nabi Muhammad SAW tanggal.
Khalid memeluk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyyah dan memimpin pasukan Madinah untuk Abu Bakar dalam perang Ridda, menaklukkan Arabia pusat dan menundukkan suku-suku Arab. Dia merebut klan Sassania Kerajaan Arab Al-Hirah, dan mengalahkan pasukan Sassanid Persia selama penaklukannya di Irak (Mesopotamia).
Ia kemudian dipindahkan ke depan untuk bertempur melawan pasukan Romawi Suriah dan pasukan Ghassanids dari Byzantium, dan menjadi pemimpin yang efektif dari pasukan yang melawan Bizantium selama tahap awal dari Perang Bizantium-Arab. Dibawah pimpinannya, Damaskus dapat ditaklukan pada tahun 634 dan kemenangan melawan pasukan Byzantium dicapai pada Pertempuran Yarmuk (636 M), yang menyebabkan penaklukan dari Bilad al-Sham, Levant (Roma Suriah).
Khalid bin Walid adalah arsitek dari sebagian besar doktrin-doktrin awal militer Muslim serta pelopor dari hampir setiap taktik utama yang digunakan umat Islam selama awal masa penaklukan Islam. Salah satu prestasi besarnya adalah membentuk unit pasukan khusus dari prajurit Arab Badui.
Selain itu, Khalid merupakan ahli dalam perang psikologis dan pada masanyalah doktrin perang taktis Arab diubah menjadi sistem strategis. Ia merupakan jenius dalam pertempuran yang menggunakan metode ekstrim, menggunakan kelebihannya dalam pemahaman tentang area medan pertempuran, melalui sistem intelijen yang dirancangnya.

Salah satu taktik yang paling sering digunakan olehnya adalah serangan mendadak dari berbagai sisi yang berbeda dengan pasukannya yang amat mobile. Pasukan kavalerinya merupakan kekuatan kavaleri ringan bersenjatakan tombak panjang 5 meter, dengan kecepatan luar biasa dengan taktik "kar wa far" (terlibat-melepaskan diri). Taktik inilah yang ditiru oleh Pasukan Mongol pada abad ke-13, yang membuatnya dapat menguasai lebih dari sepertiga dunia.
Pada 638 M, di puncak karirnya, ia diberhentikan dari dinas militer, karena fitnah. Kurang dari 4 tahun setelah pemberhentiannya dari militer, Khalid meninggal dan dimakamkan tahun 642 di Emesa, Suriah. Makamnya sekarang merupakan bagian dari sebuah Masjid bernama Khalid bin Walid al-Masjid. Batu nisan Khalid menggambarkan data lebih dari 50 pertempuran yang dikomandaninya tanpa terkalahkan (termasuk beberapa pertempuran kecil).
Disebutkan bahwa ia ingin mati sebagai seorang syuhada di medan perang, dan merasa sedih ketika mengetahui bahwa ia akan mati di atas tempat tidur.
"Aku berjuang dalam banyak pertempuran mencari kesyahidan dalam perang yang tidak kudapatkan, hanya kumiliki bekas luka tusukan karena tombak, pedang atau belati namun disinilah aku, menunggu kematian di tempat tidurku seperti seekor unta tua yang akan mati," ujar Khalid bin Walid.
Reputasi Khalid sebagai jenderal yang hebat menyebabkan Khalid di zaman modern ini dimasukkan figurnya ke dalam tokoh di video game Warlords, Civilization IV, yang mencoba untuk memasukkan orang-orang nyata dalam sejarah ke dalam gameplay-nya. Namanya juga dipakai sebagai nama dari berbagai kesatuan militer di beberapa negara Islam.
"Demi Allah, ia adalah Perisai Muslim dalam melawan musuh, tapi hatinya murni dari setiap permusuhan" ujar Umar bin Khattab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar